Pengertian Metode
Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang
berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan
oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada
tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Jadi Metode
Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas
yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta
didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga
proses belajar berjalan denganbaik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik
diantara metode-metode yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode
mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan
kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yanglain. Demikian
pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan
oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru
lain. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode,
penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru
memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan
contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di
sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk
berpartisipasi.
Kedudukan
Metode Dalam Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsure-unsur manusiawi
adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu
usahanya adalah dengan memahami kedudukan metode pembelajaran sebagai salah
satu komponen keberhasilan dalam proses pembelajaran. Kedudukan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Metode
sebagai alat motivasi ekstrinsik
Metode ekstrinsik Menurut Djamarah (2006) yang dikutip
dari Sardiman. A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena ada rangsangan dari luar. Karena itu, Metode berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi
dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.Tuuan
instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan , guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur untuk
dapat memudahkan dalam pemilihan metode untuk menunjang pencapaian
tujuan yang telah dirumuskan. Dalam mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu
metode, namun beberapa metode agar peserta didik tidak bosan dengan hanya satu
metode. Bila seorang guru hanya menggunakan satu metode, anak diidik akan
terlihat kurang bergairah dalam belajar, kejenuhan dan kemalasan tampak
dalam kegiatan belajar. Ini berarti , metode tidak dapat difungsikan
sebagai alat ekstrinsik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan metode
yang bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik
dalam pembelajaran sekolah.
2. Metode sebagai Strategi
pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mempu
berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap setiap anak didik
berbeda-beda. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak
didik. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat.
Metode adalah salah satunya. Boleh jadi sekelompk anak didik mudah menyerap
pelajaran dengan metode Tanya jawab, atau metode demonstrasi , eksperimen,
cearmah dan sebagainya. Menurut Djamarah (2006) yang dikutip dari Dra.
Roestiyah.N.K.(1989:1) dalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi
agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu cara untuk menguasai strategi itu harus menguasai
teknik-teknik penyajian atau biasanya metode mengajar. Dengan
demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
3. Metode sebagai alat untuk
mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang kan dicapai dalam proses pembelajaran
yang memberikan arah kemana proses pembelajaran akan dibawa. Tujuan
dari proses pembalajaran tidak akan tercapai apabila komponen-komponen lainnya
tidak diperhatikan. Salah satu komonennya adalah metode. Dengan memanfaatkan
metode sebaik-baiknya tujuan pembelajaran akan tercapai. Jadi, guru sebaiknya
menggunakan metode yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga akan
menjadi alat efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut hasil forum
Carnegie tentang pendidikan dan ekonomi (Arend et al., 2001), di abad informasi
ini terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
pembelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut, adalah memiliki pemahaman yang baik
tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki rasa dan kemampuan mengumpulkan
dan menganalisis data, memiliki kemampuan membantu pemahaman siswa, memiliki
kemampuan mempercepat kreativitas sejati siswa, dan memiliki kemampuan kerja
sama dengan orang lain.
Macam-macam Metode Mengajar
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu
pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang
diharapkan atau dapat dikatakan tujuan telah tercapai, bila semakin tinggi
kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu semakin efektif pula metode tersebut.
Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya
dalam
menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha
pengeluaran biaya, dan waktu minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya, dan
waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
Metode atau cara yang diharapkan dapat terlaksana
dengan baik, jika materi yang diajarkan dirancang telebih dahulu. Dengan kata
lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara dalam pembelajaran
matematika sebelumnya harus menyusun strategi belajar mengajar, dan akhirnya
dapat dipilih alat peraga atau media pembelajaran sebagai pendukung materi
pelajaran yang akan diajarkan. Perkembangan
mental peserta didik di sekolah, antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja
secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus
memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan
bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan
sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih
menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan
sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan
tingkah laku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu,
bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan.
Pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Tiap metode tidak berdiri
sendiri tanpa terlibatnya metode lain. Berikut dikemukakan beberapa metode
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.
1. Metode Ceramah
a. Definisi Metode Ceramah
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengkuti secara
pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan buku dan alat bantu peraga. Metode ini bersifat terpusat, sehingga
menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari
pengajar kepada peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya
interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang
efektif dan menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan
baik.
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi
denagn lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.
Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari
pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar
hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak
dipakai oleh peserta didik. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode
mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran dikuasai dan
sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan
kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya
dan membuat catatan.
Implementasi metode ceramah ini adalah guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dari rumus diberikannya,
penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru.
Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya.
Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah
guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara
penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kriteria dalam pemilihan metode ceramah ini adalah
berdasarkan waktu pembelajaran karena misalnya waktu untuk pembelajaran pendek
maka metode yang tepat digunakan adalah metode ceramah ini.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Kelebihan metode ceramah adalah:
· Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si pengajar, dan biaya pun
menjadi relatif lebih murah.
· Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang
dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan se efektif mungkin.
· Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih
mudah dan lebih cepat.
Kekurangan
metode ceramah adalah:
· Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak
efektif, bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan itu.
Terlalu banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak
tidak mampu menguasai semua materi.
· Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah
terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan (learning to do).
· Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan
(rote learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal
muasal suatu rumus misalnya dalam pembelajaran matematik.
2. Metode Demonstrasi
a. Definisi Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu
langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek
yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat
dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah
demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan
hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan
praktek oleh peserta didik itu sendiri. Sebagai
hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar langsung
setelah melihat,melakukan, dan merasakan sendiri.
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 152.)
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode
demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau
benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan
menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran yang
disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam
dan sempurna.
Metode demonstrasi dibutuhkan dalam pembelajaran
matematika terutama materi-materi yang membutuhkan alat peraga pembelajaran.
Ini untuk menanamkan pemahaman yang mendasar dan konstruktif terhadap materi
yang dipelajari. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan pada materi
Bangun-bangun geometri.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode
berlangsung secara efektif dan efisien, ada beberapa yang dapat dilakukan,
yaitu :
· Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran
dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan
digunakan untuk kepentingan demonstrasi.
· Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode
demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
· Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi,
akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik
maupun oleh guru.
· Tetapkanlah apakah demontrasi tersebut akan
dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta
didik.
· Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian
seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasan yang tenang dan menyenangkan.
Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
· Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun
terhadap hasil belajar peserta didik.
Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
kriteria pemilihan metode pembelajaran demonstrasi ini yaitu konteks domain
tujuan pembelajaran. Karena kriteria konteks domain tujuan pembelajaran ini
yaitu misalnya untuk tujuan pembelajaran yang menekankan pada domain,
afektif, kognitif dan posikomotor, jika domain yang ditekankan
adalah domain psikomotor maka metode yang tepat dalam pembelajaran
adalah metode demonstrasi.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
· Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal
yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
· Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama
dalam satu saluran pikiran yang sama.
· Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan
ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi
dengan waktu yang pendek.
· Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila
dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan
gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
· Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak
memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
· Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau
keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
Kekurangan-kekurangan metode demontrasi adalah:
· Metode ini memerlukan keterampilan guru secara
khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan
tidak efektif.
· Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
· Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan
yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful
Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 91.)
3. Metode Tanya Jawab
a. Definisi Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan
pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab
pertanyaan-pertanyaa.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam
pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan
materi yang diperolehnya.
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung antara pendidik dan peserta didik, bisa dalam bentuk pendidik
bertanya dan peserta didik menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan
ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk
mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada
tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat
disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan bisa
muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban
yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan
menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar
dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun
kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat
digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir
siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari
dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum
pertanyaan-pertanyaan itudiberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara
informatif. Bahan yang diajarkan masihterbatas pada hal-hal yang ditanyakan
oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudahpengarahan, dimulailah dengan
pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawabansiswa mungkin hanya
“tidak tahu”, “tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam saja.
Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak
menyenangkan siswa. Hal ini dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah
karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau
bertanya.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kriteria pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara
umum untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang mendapat giliran
pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan dan metode ini tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan anak didik dalam
suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap
murid untuk menjawab pertanyaan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode tanya jawab, sebagai berikut :
· Guru perlu menguasai bahan secara penuh (maksimal),
jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang guru sendiri tidak memahaminya
atau tidak tahu jawabannya.
· Siapkanlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
kepada peserta didik sedemikian rupa, agar pembelajaran tidak menyimpang dari
bahan yang sedang dibahas, mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dan
sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik (siswa).
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
Kelebihan dari metode tanya jawab adalah:
· Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali
tegar dan hilang kantuknya.
· Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan
cara berpikir, termasuk daya ingatan.
· Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode
tanya jawab ini adalah:
· Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong
siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan
akrab.
· Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan
tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
· Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
· Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup
waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
4. Metode
Resitasi
a. Definisi
Metode Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode resitasi adalah
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada
siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang
diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi
materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk
belajar aktif baik secara individual maupun kelompok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini semua
pendidik memberikan tugas. Jadi, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari
beberapa mata pelajaran itu. Akibatnya tigas itu terlalu banyak diberikan
kepada siswa, menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta
dapat menganggu pertumbuhan siswa, karena tidak mempunyai waktu lagi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan
rohaninya pada usiannya.
Maka dari itu, ciri yang baik dalam pemilihan
metode ini adalah jangan terlalu sesering atau kerap kali memberikan resitasi
atau tugas kepada peserta didik agar tidak terlalu menyita waktu para peserta
didik dan menganggu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara wajar.
Sebab itu dalam pelaksanaan metode ini perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
· Merumuskaan tujuan khusus dari tugas yang
diberikan.
· Pendidik perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas
dan mudah dimengerti.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Kelebihan-kelebihan metode tugas dan resitasi
adalah:
· Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan
hal-hal yang konstruktif.
· Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas
sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu
(tugas) yang telah dikerjakan.
· Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. ( Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan (Surabaya:
Usaha Nasional, 1983), h. 98.).
Kekurangan
metode tugas dan resitasi adalah:
· Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu
diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
· Karena perbedaan individu, maka tugas apabila
diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan
sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
· Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar
dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh. (Ali Pande & Imansyah, Didaktik
Metode (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), h. 92.).
5. Metode
Eksperimen
a. Definisi
Metode Eksperimen
”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.”(Syaiful Bahri Djamarah &
Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 84.).
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang
diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam
ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika
siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses,
analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan
menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu
pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan
secara analitis dan logis. Mengingat hal tersebut maka metode eksperimen
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi
yang membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang,
Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri.
Sehinnga dari definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode ini adalah harus didasarkan pada
tingkat kemampuan pendidik, apakah pendidik mempunyai keahlian melakukan
eksperimen dari meteri yang akan di ajaran dengan menggunakan metode ini.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Kelebihan-Kelebihan metode eksperimen adalah:
· Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya
menerima kata guru atau buku saja.
· Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis
tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
· Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik
modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna, h. 220-221.)
Kekurangan metode eksperimen adalah:
· Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains
dan teknologi.
· Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan
dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
· Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan
ketabahan.
· Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan dan pengendalian.(Syaiful Bahri Djamarah &
Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
6. Metode
Latihan (Drill)
a. Definisi
Metode Latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk
berpikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari
metode Drill.
Banyak alat yang dapat membantu orang untuk dapat
berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat, daftar akar, dekak-dekak, dan
kalkulator misalnya. Tetapi berhitung cepat dan cermat tanpa alat di sekolah
tetap diperlukan. Karena itu dalam kegiatan belajar ini akan dibicarakan pula
metode drill.
Sesudah murid memahami penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilanganbulat positif sampai 100, akhirnya mereka
dituntut untuk dapat mengerjakannya dengan cepat dan cermat. Kemampuan mengenai
fakta-fakta dasar berhitung ini tergantung pada ingatan.Cepat mengingat,
kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan
merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan-kemampuan demikian
merupakan tujuan dari metode drill.
Sebelum program pengajaran matematika yang sekarang
berlaku, pengajarannya terlalu ditekankan pada drill atau latihan. Perlu
disadari bahwa belajar keterampilan secara rutin menyebabkan sedikit yang dapat
diingat, sedikit pengertian, dan sedikit aplikasi dalam masalah sehari-hari.
Karena itu drill hendaknya diadakan bila perlu saja. Dengan demikian antara
keterampilan, pengertian, dan penerapan akan menjadi seimbang dan pengajaran
menjadi efisien.
Kriteria pemilihan
metode ini sama dengan kriteria pemilihan metode demonstrasi yaitu konteks
domain tujuan pembelajaran yang penekannya pada ranah psikomotor, katena metode
latihan ini terarah pada kemampuan dan keterampilan peserta didik seperti
yang dijelaskan di atas.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan
Kelebihan metode latihan ini yaitu antara lain:
· Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
· Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti
dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya.
· Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan
dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan ini antara lain:
· Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena
anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh
dari pengertian.
· Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
lingkungan.
· Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
· Dapat menimbulkan verbalisme.
7. Metode
Inquiri
a. Definisi Metode Inquiri
Metode inkuiri adalah
metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan
keaktifan dalam memecahkan masalah.
Proses inquiri adalah
suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena
itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian.
Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat
dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri yang ideal
dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip
matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan
minimal dari guru. Peran utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator
(Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39).
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri
adalah menarik jarak antara dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam
inquiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam
ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk inquiri adalah menentukan kepadatan
lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran
ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran sungai.
Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar
siswa tahu dan belajar metode ilmiah dengan inquiri dan mampu mentransfernya ke
dalam situasi lain. Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu :
· Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah,
permainan, teka-teki, dan sebagainya.
· Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya,
siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang
diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
· Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya
dengan inquiri yang baru dilaksanakan.
· Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yang
ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode
inquiri, sebagai berikut :
· Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena
alam;
· Merumuskan masalah yang ditemukan;
· Merumuskan hipotesis;
· Merancang dan melakukan eksperimen;
· Mengumpulkan dan menganalisis data;
· Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah,
yakni : objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung
jawab.
Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode ini berada pada ranah kognitif, maka kriteria pemilihan
metode pembelajaaran metode inquiri adalah harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran atau konteks domain tujuan pembelajaran yang tujuannya dengan
penekanannya pada domain kognitif.
b. Kebihan dan Kekurangan Metode Inquiri
Kelebihan dari Metode Inquiri:
· Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia
berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.
· Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali
pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan / memperoses keterangan dengan
metode inquiri dapat dikembangkan seluas-luasnya.
· Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan
positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
Kekurangan dari metode
inquiri:
· Belajar mengajar dengan metode inquiri memerlukan
kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
· Metode inquri kurang cocok pada anak yang usianya
terlalu muda, misalnya anak SD.
8. Metode
Pemecahan Masalah
a. Definisi Metode Pemecahan Masalah
Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari
data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain bahwa.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Penggunaan metode problem solving mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
· Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
· Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
· Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
· Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
· Menarik kesimpulan.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
ciri pemilihan metode ini berdasarkan sifat atau karakter pendidik yang
pendiam.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemecahan Masalah.
Kelebihan metode pemecahan masalah ini adalah:
· Pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus
untuk memahami isi pelajaran.
· Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa
serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
· Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktifitas pembelajaran siswa.
· Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
· Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
· Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari
buku-buku saja.
· Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
· Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan
siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
· Pemecahan masalah (problem solving) dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
· Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,).
Kekurangan metode problem
solving (metode pemecahan masalah) adalah:
· Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru.
· Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran.
· Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak
berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi
siswa. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.)
9. Metode
Diskusi
a. Definisi Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan
atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga
akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar
pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan tidak akan
ada siswa yang pasif.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan
pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 154.)
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta
melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran
matematika metode diskusi sangat tepat digunakan pada materi-materi yang
menantang untuk sama-sama dipecahkan, misalnya materi bangun-bangun geometri,
peluang dan konsep bilangan.
Adapun dalam pelaksanaan metode diskusi, guru
harus benar-benar mampu mengorganisasikan siswa sehingga diskusi dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Menurut Bridges (1979) dalam pelaksanaan metode
diskusi, guru harus mengatur kondisi yang memungkinkan agar:
· Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan
dan pendapatnya.
· Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang
lain.
· Setiap harus dapat mengumpulkan atau mencatat
ide-ide yang dianggap penting.
· Melalui diskusi setiap siswa harus dapat
mengembangkan pengatahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam
diskusi.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kriteria pemilihan diskusi didasarkan pada beberapa aspek, yaitu Tingkat
kemampuan siswa itu sendiri, Materi ( bahan ajar ) dengan karakteristik yang
berbeda atau materi yang telalu banyak maka boleh menggunakan metode
pembelajaran ini.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Kelebihan
dari metode diskusi adalah:
· Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
· Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat,
sikap dan aspirasinya secara bebas.
· Siswa belajar bersikap toleran terhadap
teman-temannya.
· Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif
dikalangan siswa.
· Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat
menghargai pendapat orang lain. (Syaiful Sagala,Konsep dan
Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), h.
208.)
Kekurangan
dari metode diskusi adalah:
· Diskusi terlalu menyerap waktu.
· Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan
diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka
tidak sanggup berdiskusi.
· Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara
melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar
Micro Teaching,Jakarta : Quantum teaching, 2005
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, 2005
Zuhairini,
dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Pande
Ali & Imansyah. 1984. Didaktik Metode. Surabaya: Usaha Nasional.
Sagala
Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet.IV. 2010
Bektiarrso,singgih, Strategi Pembelajaran.
Laksbang, Jogjakarta.2011
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran, Rosda
Karya, Bandung. 2008
Posting Komentar